Kamis, 06 Agustus 2009

Raja Ampat, Raja Yang Kian Bertumbuh

Akhir 2003, Raja Ampat dideklarasikan sebagai kabupaten baru, berdasarkan UU No. 26 tahun 2002, bersamaan dengan 14 kabupaten lainnya di papua. Saat ini, Kabupaten Raja Ampat merupakan bagian dari Provinsi Papua Barat yang terdiri dari 4 Pulau besar, yakni Waigeo, Bantanta, Salawati dan Misool dan lebih dari 600 pulau-pulau kecil lainya. Waisai, menjadi pusat pemerintahan dari kabupaten yang dideklarasikan sebagai Kabupaten Bahari pada tahun 2007 yang lalu, sekitar 36 mil dari Kota Sorong. Secara de facto, kabupaten Raja Ampat mulai efektif sejak tanggal 09 Mei 2003, bertepatan dengan pembukaan selubung papan nama oleh Alm. Drs. Yaap Salosa, gubernur Papua saat itu dan disaksikan pejabat Bupati Drs. Marcus Wanma, M.Si dan tokoh masyarakat Raja Ampat lainnya.

Secara geografis, Raja Ampat berada pada koordinat, 2⁰25 LU - 4⁰25 LS dan 130⁰ - 132⁰55 BT. Secara geoekonomis dan geopolitik, kepulauan Raja Ampat memiliki peranan penting sebagai wilayah yang berbatasan langsung dengan wilayah luar negeri. Pulau Fani terletak diujung utara, berbatasan langsung Republik Palau. Secara administrasi batas wilayah pemerintahan Raja Ampat adalah sebagai berikut, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Seram Utara, Provinsi Maluku, sebelah barat berbatasan Kabupaten Halmahera Tengah, Provinsi Maluku Utara, sebelah timur berbatasan dengan Kota Sorong, dan sebelah utara berbatasan dengan Republik Palau, dengan luas wilayah ± 46.000 Km², saat ini terdapat 17 distrik dan 97 kampung. Adapun distrik-distrik tersebut antara lain: Distrik Kepulauan Ayau, Distrik Waigeo Utara, Distrik Wawarbomi, Distrik Waigeo Timur, Distrik Teluk Mayalibit, Distrik Waigeo Selatan, Distrik Meosmanswar, Distrik Waigeo Barat Kepulauan, Distrik Waigeo Barat Daratan, Distrik Salawati Utara, Distrik Selat Sagawin, Distik Kofiau, Distrik Misool Utara, Distrik Misool Barat, Distrik Misool Timur, Distrik Misool Selatan dan Distrik Kepulauan Sembilan.

Pada awal pembentukannya, kabupaten ini dipimpin Drs. Marcus Wanma, M.Si sebagai penjabat bupati dan dikokohkan sebagai bupati definitive berpasangan dengan Drs. Inda Arfan setelah menang dalam pilkada tahunn 2005. Dibawah kepemimpinan, MARINDA sebutan Marcus Wanma-Inda Arfan, kabupaten yang memiliki visi: Mewujudkan Kabupaten Raja Ampat sebagai kabupaten bahari yang didukung potensi sumber daya pariwisata, perikanan dan kelautan menuju masyarakat madani dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia,” meroket diberbagai pertumbuhan dan pembangunan.

Dari sisi sumber daya alam, kabupaten ini terletak dijatung segitiga terumbu karang dunia dan merupakan pusat keanekragaman hayati laut tropis di dunia, dengan memiliki berbagai zatwa endemik. Hasil penelitian ahli kelautan dunia membeberkaan laut Raja Ampat dihuni ± 1.104 jenis ikan, 699 jenis molusca dan 537 jenis hewan karang. Juga kaya dengan terumbu karang, padang lamun, hutan mangrove, pantai tebing berbatu indah dan strategis bagi pengembangan usaha ekowisata. Hal inilah, maka sudah lima kampung ditetapkan sebagai kampung wisata oleh bupati Raja Ampat belum lama ini, antara lain: Kampung Yenwapnor, Saundarek, Arborek, Sawingray, Kurkapa dan Yenbuba. Selain itu, pemda Raja Ampat juga bekerja sama dengan LSM Lingkungan hidup mendeklrasikan tujuh kawasan konservasi laut di Raja Ampat seperti KKLD Kofiau-Boo, Misool, Selat Dampier, Teluk Mayalibit, Wayang-Sayang, Ayau dan Asia.

Selain pembangunann di berbagai sektor, pengembangan sektor perikanan dan kelautan mendapat porsi yang cukup tinggi dibawah kepemimpinan MARINDA, perikanan tangkap dan budidaya terus digalakan. Sesuai data Dinas Kelautan dan Peikanan Raja Ampat, perairan Raja Ampat memiliki pontensi lestari sebesar 590.600 ton/tahun dengan jumlah tangkapan yang diperbolehkan sekitar 472.000 ton/tahun, sehingga diperkirakan masih memiliki peluang sekitar 434 ton/tahun. Untuk meningkatkan income masyarakat Raja Ampat, yang 90 % hidupnya bergantung pada sumber daya laut, secara rutin pemda Raja Ampat memberikan berbagai fasilitas penangkapan kepada masyarakat seperti motor tempel, ketinting, pembangunan pabrik es di beberapa distrik dan pembangunan tempat penampungan ikan (TPI). Sesuai kondisi geografis, saat ini pemda Raja Ampat juga mendorong masyarakat untuk melakukan budidaya rumput laut. Bahkan saat ini, Raja Ampat menjadi penyuplai bibit rumput laut se-Provinsi Papua Barat.

Dalam mendobrak PAD, pemda Raja Ampat juga sedang giat dalam pengembangan sektor pariwisata, baik melalui pengembangan dan pengalian potensi pariwisata maupun promosi ke beberbagai Negara. Kondisi alamnya asli dengan taman laut terindah saat ini memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan asing dan manca Negara. Setiap tahun, kunjungan wisatawanpun terus meningkat. “Berdasarkan catatan majalah Scuba Diving, di tahun 2009, terdapat sekitar 4.000 wisatawan asing yang terdaftar sebagai wisatawan yang akan berkunjung ke Raja Ampat,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Raja Ampat, Yusdi Lamatenggo, S.Pi, M.Si.
Selain mengembangkan sektor perikanan dan pariwisata, pemberdayaan ekonomi masyarakatpun terus dijalankan dengan pengembangan koperasi di tiap-tiap distrik. Untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan, maka tak tanggung-tanggung pemda kabupaten Raja Ampat menyerahkan dana pemberdayaan kampung kepada masyarakat, dimana sejak tahun 2007-sekarang terus meningkat, tahun 2007 sebesar Rp.100 jt/kampung dan memasuki tahun 2008-sekarang meningkat menjadi Rp. 250 jt/kampung, dana pemberdayaan kampung ini diperoleh dari dana otsus sebesar Rp. 100 juta dan APBD Raja Ampat sebesar Rp. 150 juta. “Kita mau masyarakat ini terus maju, dan bersaing dengan daerah lain. Kita tepis anggapan sebagai daerah tertinggal,” ujar Drs. Marcus Wanma,M.Si.

Dibidang pemberdayaan sumber daya manusia, pemda Raja Ampat membuat berbagai terobosan sehingga tersediannya sumber daya manusia yang berkualitas di masa yang akan datang. Sejak pemekaran, selain menyiapkan infrasturk dasar baik SD, SMP dan SMA dengan membangun berbagai gedung sekolah baru, pemda Raja Ampat memberikan beasiswa bagi anak-anak Raja Ampat dibidang kesehatan(kedokteran,kebidanan, keperawatan dan ahli gizi), penerbangan serta memberikan kesempatan bagi aparatur mengikuti diklat dan pendidikan dengan menjalin kerja sama dengan berbagai perguruan tinggi di tanah air. Sesuai dengan kondisi geografis saat ini pemda Raja Ampat membangun pendidikan berpola asrama jenjang pendidikan dasar, yang keseluruhan biayanya ditanggung pemerintah daerah, serta membangun asrama bagi mahasiswa Raja Ampat di berbagai kota di Papua dan luar Papua.

Sementara itu, pada pengembangan bidang sosial dan keagamaan, pemda Raja Ampat memberikan bantuan secara rutin bagi pembangunan tempat ibadah serta membiayai kenaikan haji ke tanah suci Mekah bagi tokoh agama muslim dan membiayai wisata rohani ke Kota Yerusalem bagi tokoh agama Kristen serta memberikan honorarium bagi pemuka agama yang menjalan tugas pelayanan terhada jemaat/umat di bumi bahari Raja Ampat. . Program ini dijalankan setiap tahun sejak kabupaten ini definitive serta memberikan honorarium bagi pemuka-pemuka agama. Tujuannya menyiapkan tokoh agama dalam membantu pemerintah meningkatkan kualitas keimanan masyarakat Raja Ampat.

Memasuki usianya ya ke-6 di tahun 2009, Bupati Raja Ampat, Drs. Marcus Wanma mengajak seluruh komponen masyarakat Raja Ampat untuk terus berpacu dan berpartisipasi dalam berbagai pembangunan guna meninggalkan berbagai keteringgalan. “Kita sudah berbuat, tetapi masih banyak yang masih kita buat untuk masyarakat di kabupaten ini, maka marilah kita terus berlari dan berpartisipasi dalam berbagai pembangunan sesuai dengan potensi yang kita miliki,” ujar bupati ketika melakukan tatap muka dengan berbagai tokoh masyarakat tingkat distrik belum lama ini. Mbilim kayam Raja Ampat. by Petrus Rabu



Tidak ada komentar:

Posting Komentar